SOLOK - Pada tanggal 9 April mendatang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat genap berusia 109 tahun. Berbagai event dan kegiatan digelar guna menyambut dan memeriahkan perayaan hari jadi daerah yang mengusung visi ‘Mambangkik Batang Tarandam, Menjadikan Kabupaten Solok Terbaik di Sumatera Barat’ itu.
Salah satu agenda kegiatan (acara) untuk semarak peringatan hari ulang tahun daerah yang memiliki 5 Danau itu adalah perhelatan Peringatan Hari Kopi Nasional (HKN) Tahun 2022, yang digelar di Ekowisata Solok Radjo, Nagari Aie Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kamis, 24 Maret 2022.
Tampak hadir Bupati Solok diwakili Asisten II Setda Drs. Syahrial, MM, Gubernur Sumatera Barat diwakili Asisten II Wardarusmen, SE, MM, Ketua Umum Dekopi Pusat Dr. Ir. Anton Apriyanto, MS, Bendahara Umum Dekopi Lisa Ayudia, Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Dr. Agung Wahyu Susilo, SP, MP, Penasehat Dekopi Perwakilan Sumbar Prof. Dr. Musliar Kasim, MS, Dirjen Perkebunan diwakili Dikjen Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan Gita Munartini, Ketua Dekopi Perwakilan Sumbar Ir. Fajarudin, Kepala UPTD BPTH Sumatera Barat Suardi, SP, Kepala Dinas Perkebunan, Pangan, dan Holtikultura Sumbar Ir. Syahrizal, M.Si, Kepala OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Solok, Camat Lembah Gumanti Zulbakti, Walinagari se-Kecamatan Lembah Gumanti, serta tamu undangan lainnya.
Bupati Solok yang diwakili Asisten Koordinator Bidang Ekbang Syahrial, menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadiran Bupati Solok pada acara tersebut dikarenakan ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.
“Atas nama Bupati Solok, kami meyampaikan permohonan maaf Bapak Bupati yang tidak bisa hadir dikarenakan kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Kami merasa bangga karena Solok Radjo mendapat kesempatan menjadi tuan rumah peringatan Hari Kopi Nasional yang jatuh pada tanggal 11 Maret. Acara ini juga disandingkan dengan Hari Jadi-nya Kabupaten Solok, ” papar Syahrial.
Pihaknya juga berterima kasih kepada Pemprov karena fokus mengembangkan sentral kopi arabika di kabupaten Solok dan Solok Selatan. Terdapat 27 ribu hektare lahan kopi yang terdiri dari 17 ribu hektare robusta dan 10 ribu hektare arabika. Pemerintah telah memberi dukungan bagi masyarakat untuk mendorong pertumbuhan industri kopi.
“Semoga Dekopi sebagai insan perkopian untuk mempercepat perkembangan kopi di Kabupaten Solok ini dan indonesia pada umumnya, ” tambah Syahrial.
Ketua Dekopi Sumbar Fajarudin mengapresiasi Dekopi Pusat yang memilih Kabupaten Solok sebagai tuan rumah dalam acara Peringatan Hari Kopi Nasional tahun ini.
Baca juga:
Pemprov Sumbar Apresiasi Pemko Solok
|
“Selamat datang kepada Ketum Dekopi Pusat dan rombongan di ranah Minang. Ini merupakan sebuah penghargaan karena adanya penujukan oleh Dekopi Indonesia bahwasanya Kopi Solok Radjo di Nagari Aie Dingin Kabupaten Solok ditetapkan sebagai tempat memperingati hari kopi nasional, ” ujar Fajarudin.
Di hadapan para tamu undangan, Fajarudin dengan bangga menyatakan kopi di Kabupaten Solok lebih pesat kemajuannya dibandingkan dengan kopi di sejumlah Kabupaten/Kota lainnya se Sumatera Barat.
Dijelaskan Fajarudin, kopi Kabupaten Solok merupakan kopi paling maju di antara kabupaten lainnya. Pihaknya berharap dukungan atau program dari provinsi, kabupaten serta pusat dalam pengembangan kopi di Sumatera Barat kedepan.
Ketua Dekopi Sumbar itu pun siap berkomitmen dan bersinergi dengan seluruh stake holder terkait, demi kemajuan kopi Sumatera Barat.
“Ucapan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah mempersiapkan acara pada hari ini, Kami Siap membantu dan mendampingi serta bermitra dalam pengembangan kopi di Sumbar ini, ” tambah Fajarudin.
Selanjutnya, Ketua Umum Dekopi Anton Apriyantono dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya Peringatan Hari Kopi Nasional di Ekowisata Solok Radjo.
“Kami atas nama Dekopi pusat sangat berterima kasih atas terselenggaranya Peringatan Hari Kopi Nasional di Ekowisata Solok Radjo ini. Kopi arabika Solok Radjo menjadi unggulan kita di nasional dan sudah mulai terkenal di luar negeri. Kita harus berupaya dan meningkatkan efisiensi agar perkopian di kabupaten Solok ini semakin maju.” ujar Anton.
Dikatakannya, Sumatera Barat berpotensi untuk pengembangan kopi rabika dikarenakan topografi wilayahnya yang menmpunyai lahan dataran tinggi, salah satu nya kopi Solok Rajo yang tumbuh sumbur, dan mengasilkan cipta rasa yang nikmat, dan menjadi kebanggaan daerah Sumatera barat.
Menurut Anton Apriyantono, dengan membangun sinergitas yang baik antar daerah hingga pusat, kopi Sumatera Barat akan menjadi kopi unggulan Tanah Air hingga ke manca negara.
“Dengan kerjasama yang baik antara Dekopi Pusat, Pemprov serta Pemkab In syaa Allah kita bisa mewujudkan kopi di Sumbar menjadi salah satu unggulan di Indonesia maupun internasional.” pungkasnya.
Selanjutnya, Gubernur Sumbar yang diwakili Asisten II Wardarusmen, SE, MM, dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf Gubernur karna tidak bisa hadir langsung dalam acara tersebut.
“Atas nama Pemprov Sumbar, kami mengapresiasi generasi muda yang menjalankan usaha perkopian di Kabupaten Solok ini. Pemprov Sumbar dalam RPJMD 2021-2026 menjadikan pembangunan di bidang pertanian sebagai prioritas, ” ungkapnya.
“Kami Akan terus melakukan pendampingan dalam pengembangan perkopian di Sumatera Barat, ” imbuh Wardarusmen.
Dia juga berharap Dekopi bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerinth Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki potensi untuk saling berkolaborasi sehingga kopi Sumbar terus berkembang dan meningkat dari sisi kualitasnya.
Di sela-sela acara tersebut, Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Sumatera Barat Syafrizal menyampaikan bahwa Pemerintah Sumatera Barat manyambut antusias penyegelegaraan peringatan hari kopi nasional yang digelar di Kabupaten Solok. Disebutkannya, Provinsi Sumatera Barat termasuk salah satu penghasil komoditi kopi terbaik yang mendunia.
Ditambahkan Syafrizal, Pemerintah Sumatera Barat akan melakukan pengembangan lahan kebun kopi secara kelompok di tengah petani sebagai tindaklanjut dari permintaan kopi di luar daerah maupun di luar negeri yang sangat tinggi. Terlebih untuk menunjang produktivitas petani dalam pengembangan lahan dan pengelolaan kopi, dikatakannya Pemerintah Sumatera Barat juga menyalurkan bantuan ke petani.
Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan cinderamata oleh Dekopi Pusat sebagai bentuk apresiasi kepada petani dan Pemerintah Pusat maupun Pemeritah Daerah, yang lanjutkan dengan penanaman bibit varietas baru secara sibomblis oleh Ketua Umum Dekopi Pusat beserta jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemkab Solok.
Selain itu juga dilakukan penyerahan hadiah pemenang lomba kopi talua, penyerahan Sertifikat Ampiang Dadiah Nagari Aie Dingin sebagai warisan budaya tak benda oleh Gubernur Sumbar, dan penyerahan sertifikat pertanian organik kepada Bupati Solok atau yang mewakili. (Amel)