SOLOK - Eksistensi kesenian tradisional dan budaya perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak tegerus masa dan terlindas arus modernisasi. Banyak kesenian tradisional yang terancam punah, karena tidak adanya regenerasi, jarang dipertunjukkan, dan pelaku-pelakunya pun sebagian sudah uzur dan meninggal dunia.
Pelestarian seni dan budaya merupakan tanggung jawab bersama. Peran pemuda dinilai penting dalam menjaga seni dan budaya daerah agar tetap dikenal hingga masa yang akan datang. Sehingga mereka harus terlibat langsung baik sebagai pelaku seni dan budaya ataupun penyelenggara.
Seperti halnya Nagari Sungai Durian, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang memiliki kekayaan kesenian daerah, salah satunya Randai. Untuk tetap melestarikan kesenian tersebut, bahkan di nagari Sungai Durian sudah memiliki kelompok Randai dengan nama Pandan Sati.
Akan tetapi, arus globalisasi dan kecanggihan dunia teknologi informasi membuat kesenian daerah tak begitu diminati, terlebih bagi generasi muda yang cenderung menghabiskan waktunya bersama gadged, berselancar di berbagai lini dunia maya.
Melihat fenomena ini, mahasiswa Universitas Mahaputera Muhammad Yamin (UMMY) Solok, melalui kegiatan pengabdian dalam rangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) berupaya mengembalikan gairah keberadaan Randai di Nagari tersebut agar semakin dikenal dan dicintai oleh generasi muda setempat khususnya, serta Kabupaten Solok dan Sumatera Barat pada umumnya.
Khususnya kelompok II KKN UMMY Solok yang diketuai oleh Nurhikayat Luri Putra dengan dosen pembimbing Haris Satria, S.Pt, M.P, ditugaskan untuk mengabdikan diri Nagari Sungai Durian, kurang lebih selama 12 hari terhitung tanggal 13 hingga 25 September 2021.
Mereka berupaya menggelar kegiatan-kegiatan yang hakikatnya untuk menarik animo masyarakat terhadap pertunjukan kesenian tradisional dengan merangkul generasi muda, anak-anak nagari setempat melalui group/kelompok Randai yang ada di nagari Sungai Durian.
Juru bicara Kelompok II KKN UMMY Solok, Dea Raisa mengatakan, ide untuk mengangkat kesenian daerah dalam kegiatan KKN didorong atas rasa tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk ikut berperan menjaga kelestarian seni budaya yang merupakan identitas bangsa, dimulai dari lingkup terkecil di tingkat nagari.
‘Banyak generasi muga yang tenggelam dengan arus modernisasi dan globalisasi ditambah kecanggihan teknologi. Mereka sibuk dengan dunia dalam genggamannya tanpa mengenal lagi kearifan lokal dan seni budaaya daerah. Untuk itu, kami kelompok II KKN UMMY mengangkat tema ini , setidaknya untuk mengingatkan kembali generasi muda yang mungkin terhanyut dengan kecanggihan teknologi khususnya di lokasi KKN kami, Nagari Sungai Durian, ” ujar Dea.
Menurutnya, menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara.
*Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita, ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan, serta mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan, Terakhir, kita juja harus menanamkan rasa cintai terhadap kekayaan seni dan budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain, " terangnya.
Dengan kegiatan yang dilakukannya bersama rekan-rekan kelompok II KKN, dia berharap agar semangat para pemuda di Nagari Sungai Durian ini khususnya, tetap tinggi dalam melestarikan budaya dan seni.
Dia bersama rekan-rekannya mengaku tidak ingin semangat pemuda dalam melestarikan seni dan budaya menurun. Karena jika itu terjadi, maka pelestariannya akan sedikit-demi sedikit menghilang. Sehingga anak-anak penerus nagari nantinya tidak bisa mengenali budaya asli daerahnya.
“Dimulai daari diri sendiri, kita berharap rekan-rekan pemuda bergerak untuk ikut andil melestarikan seni budaya, dimulai dari yang ada di daerahnya masing-masing. Karena kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi, ” tandas Dea.
Adapun sebelum mengikuti KKN, sebanyak 183 mahasiswa UMMY mengikuti Coaching (Pembinaan-red) bertempat di Gedung Kubuang Tigo Baleh, Kota Solok, Sabtu, 4 September 2021. Kegiatan Coaching itu dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Solok Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM.
Turut hadir Dewan Pengurus Yayasan UMMY Heru Irawan, Rektor UMMY Prof. Dr. Ir. Ali Akbar, M. P. beserta civitas akedemika UMMY.
Dikatakan Wawako Solok saat itu, momentum KKN merupakan wujud implementasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang terakhir yakni pengabdian masyarakat. Dia berharap agar para mahasiswa menjadikan KKN bukan sebatas kewajiban akademik semata, melainkan melatih diri untuk beradaptasi, berbagi ilmu, serta yang paling penting sebagai pengalaman untuk ikut berperan di tengah-tengah masyarakat.
KKN sendiri merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. (Amel)